
Setelah melalui 9 babak, Laysa berhasil meraih medali emas dan gelar Woman International Master di kategori G18. Meskipun mengalami kekalahan dalam babak terakhir dari WIM Nguyen Thien Ngan (2015) dari Vietnam, kekalahannya tidak memengaruhi gelar juara karena unggul dalam tie break, terutama dalam direct encounter dengan Tejaswini dari India. Partai ke-9 menjadi satu-satunya kekalahan Laysa di catur standar dari pecatur Vietnam yang meraih emas di AYCC Bali tahun lalu.
Laysa memilih pertahanan Skandinavia untuk mengecoh lawan, namun
dalam babak tengah, pemilihan strategi manuver kuda dimanfaatkan lawan
untuk mengarahkan ancaman taktis ke sayap raja, menyebabkan Laysa
kehilangan satu bidak. Hingga akhirnya, dalam permainan akhir, Laysa
kalah satu bidak yang tidak bisa diselamatkan lagi, sehingga Nguyen
Thien Ngan meraih perunggu.
Di kelompok B16, Satria Duta
membuat kejutan dengan mengalahkan andalan Rusia Khubukshanov Erdem
(2366). Kemenangan ini membuatnya meraih medali perunggu setelah kalah
dalam tie break dengan dua pecatur lain, yaitu Suresh Harsh (India) dan
Kirill Otdenol (RUS). Dengan capaian ini, Satria Duta meraih gelar
Candidat Master.
Pada babak terakhir, Duta kembali mempraktikkan pola permainan keras dengan memilih langkah Gg5 menghadapi Sisilia variasi Najdorf. Pengorbanan satu bidak yang dilakukan lawan untuk mengambil inisiatif tidak membuahkan hasil setelah Duta berhasil meredam berbagai upaya serangan yang dilakukan Erdem. Meskipun situasi saling mengancam, kerjasama buah catur Duta lebih terkoordinasi baik dalam menyusun serangan maupun menjaga, hingga akhirnya Duta mendapatkan momen yang tepat untuk melancarkan pukulan taktis yang tak dapat dihindarkan lagi.
Selamat untuk Laysa dan Duta! Selamat untuk Percasi atas pencapaian luar biasa Pecatur Junior Indonesia di tingkat Asia dalam nomor bergengsi catur standar, dengan tingkat persaingan tinggi bahkan ketika Rusia sudah masuk Asia.